Cerita Dewasa: 3 sekaligus?? sikat!

Kenalin, namaku Ramon, gue masih
pelajar SMA.
Hari itu sangat mendung, aku mulai memasuki gerbang sekolah, untuk belajar
dengan baik seperti yang diharapkan orang tua saya saat berpamitan.
Di gerbang saya bertemu dengan Vani, teman sekelasku, akupun berjalan bersama
Vani menuju kelas. Kumulai sedikit basa-basi kepadanya.
"Cantik banget sih, Vani..."
"Eh, aku belum mandi aja dibilang cantik, gimana kalo aku udah make over
ya??"
"Belum mandi??? Jorok banget sih..." Ejekku
"Kayak kamu bersih banget, biasanya kamu kan bau, apalagi kalo abis
pelajaran olahraga, mana sering deket-deket ce lagi pas abis olahraga"
Balasnya
"Sialan nih..." Pikirku,
"Ya iyalah... Namanya juga co, pasti bau dong abis olahraga..."
"Ah... Si Ucup aja ga bau kalo abis olahraga..."
"Enak aja, mau kamu sama dia? Cakepan juga aku"
"Iya juga ya... Cakepan kamu, hehehe"
"Iyalah... Ramon kok, mana ada tandingannya... Hehehe..."
"Haha... Kamu narsis banget sih jadi co..." Katanya sambil mencubit
"Ih... Geli deh... Kamu juga lucu deh..."
Akhirnya kami berdua tiba di kelas, kamipun belajar di kelas sampai pulang,
saat jam belajar, entah kenapa Vani minta untuk duduk sebangku denganku, tentu
saja aku tidak menolaknya, maklum, Vani itu salah satu ce paling cantik di
sekolahku, saat aku duduk sebangku dengan Vani, banyak teman-teman yang
membicarakan kami berdua, maklum, di sekolah aku termasuk co yang biasa-biasa
aja. Kalo deket sama Vani bisa jadi gosip baru nih.
Bel tanda pelajaran berakhir pun berbunyi. Aku lalu berjalan keluar bersama
Vani.
"Van, kamu pulang sama siapa?" tanyaku
"Gak tau, biasanya sih aku naik angkot, kamu mau anterin aku?"
"Boleh, rumah kamu kan gak terlalu jauh, asalkan..."
"Asalkan apa? Masa nganterin gitu aja pake syarat sih?" Protes Vani
"...asalkan kamu mau cium aku..." Aku mulai nekat, karena memang di
sekolah aku terkenal nekat.
"Ih... Ada-ada aja, masa pake cium-cium segala sih??"
"Ya udah, berhubung kamu cakep, aku mau cium kamu, tapi cari tempat yang
sepi dong..."
"Oke... Kita ke toilet belakang sekolah"
"Tapi jangan apa-apain aku lagi yah..."
"Iya deh... Jangan takut kalo sama aku..."
Tibalah kami ke toilet belakang sekolah, di situ Vani seperti merasa ketakutan,
mungkin karena takut diapa-apain, tapi aku ga peduli.
"Nah... Sekarang merem dong, biar aku cium..." Katanya
"Iya... Iya... Tapi kamu merem juga dong..." Suruhku
"Ya udah..."
Vani memejamkan matanya, bibir kami makin berdekatan, setelah cukup dekat, aku
membuka mataku dan mulai mencium Vani dengan sangat bernafsu, sambil memeluk
tubuhnya aku mencumbui Vani dengan sangat bernafsu.
"Mmmmmmmhhhhhhh........" erang Vani, tetapi aku tidak perduli, aku
masih saja mencumbuinya. Tetapi Vani masih bisa lepas dari dekapanku.
"Katanya cuma cium, masa kayak gitu??" Katanya sambil sedikit tertawa
"Tapi suka kan?" Bilang aja... Ya kan? Ya kan? Hehe..." Kataku
sambil tertawa dan meledek Vani
"Iya sih..."
Aku mulai mencumbuinya lagi, kali ini aku lebih berani, tanganku mulai meraba
pantatnya, meremasnya dengan keras. Vani sepertinya mulai meresponnya. Vani
melepas lagi cumbuanku.
"Pelan dikit say... Jangan buru-buru gitu, sekarang diem aja ya, duduk aja
di kloset tuh..." Suruhnya, dari sini aku mulai ngerti kalau Vani itu
seorang "PROFESIONAL", hehehe...
"Iya say, cepetan dong say, bukain, kasih servis sekalian" Suruhku
padanya, berhubung udah nafsuan banget nih...
Vani mulai membukakan celanaku, aku juga membuka baju seragamku sendiri, hingga
aku telanjang bulat sementara Vani masih berpakaian lengkap, Vani mulai
mengocok penisku, setelah itu Vani mulai menjilat-jilat penisku, dan menghisap-hisap
penisku, mendapat perlakuan seperti itu aku sangat menikmatinya, udah gak lama
dapet kayak gini, dahsyat bro!!!
Tiba-tiba ada yang masuk ke dalam toilet tempat kami beraksi.
"Waaaahhhhh.... Ada yang mantap nih..." Kata orang yang masuk itu
"Iya tuh, bagus juga.... Gede loh" Kata orang kedua yang masuk. Orang
pertama adalah Chintya, teman sekelasku juga dan yang kedua Icha, kakak kelasku
yang merupakan sepupu Chintya. Mereka berdua terkenal sebagai ce yang hot di
sekolah.
"Boleh ikut ga nih? Tanya Icha pada Vani
"Boleh aja kok..." jawab Vani
Aku merasa sangat terkejut dengan mereka, mereka masuk tiba-tiba dan seperti
mau ikut dengan aksi kami. Kalo mereka mau ikut, Rejeki jangan ditolak ah...
"Tapi jangan di sini dong tempatnya, masa sempit gini sih?" kata
Chintya
"Mending kita ke rumahku aja, kebetulan lagi kosong tuh" tambah Icha
"Ya udah, tapi cepetan dong, nanggung nih... Belum dikeluarin..."
"udah santai aja, nanti kita keluarin bertiga, santai aja" jawab Icha
Akupun langsung mengenakan seragamku kembali, lalu kami berjalan menuju
parkiran, aku naik sepeda motor bersama Vani, Icha dan Chintya naik mobil
mereka, di perjalanan, Vani menggesek-gesekkan dadanya di punggungku, kayaknya
ga sabar juga nih si Vani.

Akhirnya tiba jugalah kami di rumah Icha, Icha dan Chintya sudah sampai duluan
di sana, mereka menunggu kami, akhirnya kami masuk ke dalam rumah, Icha
mengunci pintu rumahnya. Aku duduk di sofa, dan mereka mulai mengelilingi oleh
mereka bertiga, Icha mulai melingkarkan tangannya di leherku sambil berdiri,
dan langsung menciumiku, sementara Chintya dan Vani duduk di sebelah kiri dan
kananku. Mereka mulai mengelus-elus dada dan selangkanganku, sesuatu mulai
mengeras di selangkanganku.
Lalu aku memeluk Icha, mendekapnya dengan sangat keras, saat itu aku tidak tahu
siapa memegang bagian tubuhku yang mana, saat itu aku merasakan ada yang
membukakan celanaku, lalu menariknya dengan sedikit kesulitan untuk membukanya,
tinggallah baju seragamku dengan celana pendek ketatku, tanpa ada apa-apa lagi
di dalamnya, aku melepaskan ciumanku dengan Icha, lalu kulepas baju seragamku,
kini aku telanjang tanpa menggunakan pakaian apapun, lalu aku mencium Vani,
sambil Vani mengocok-ngocok penisku, Chintya mulai menjilati dadaku, menghisap
putingku, terasa sangat geli. Icha membuka bajunya, lalu melemparkannya kepada
aku dan Vani yang sedang bercumbu. Kulemparkan kembali kepadanya.
Terlihat kulit pada dada Icha yang sangat putih mulus, seperti punya mantanku
dulu, Sarah.
Aku mulai meraba-raba dada Icha, menyelusup dari luar BHnya, lalu Icha
membukakan BHnya, semakin terlihat jelas kalau Icha luar biasa cantiknya, lalu
Icha membuka roknya ke bawah, juga CDnya, aku sangat suka melihatnya, lalu aku
lepaskan cumbuanku pada Vani, aku berdiri dan langsung mencumbu Icha lagi,
tanganku meremas-remas kesemeknya, lalu aku mendorongnya ke sofa, Icha malah
berdiri, menarik tanganku, mengajak aku menuju kamarnya, ada sebuah ranjang
yang besar, aku langsung ditolaknya hingga berbaring di ranjang, kulihat Vani
dan Chintya menyusul kami ke sini.
Icha mulai mengocok-ngocok jalantolku, tak lama ia mengocok, lalu Icha
menghisapnya dengan penuh semangat, aku sampai melayang dibuatnya. Lalu kulihat
Chintya dan Vani mulai membuka seluruh pakaian mereka, hingga telanjang bulat,
body mereka bagus semua, aku ga bosan-bosan ngeliatin mereka, Chintya lalu
memasang posisi meletakkan kesemeknya ke wajahku, aku langsung menjilatinya.
Vani juga mengocok kesemeknya sendiri, aku sangat suka melihat pemandangan
seperti ini. Mereka semua meraung-raung, mendesah, dan berteriak kenikmatan.
Icha yang sepertinya sudah mulai bosan menghisapi jalantolku mulai bangkit dan
berusaha menduduki jalantolku dan memasukkan jalantolku ke dalam kesemeknya
yang sudah basah terangsang. jalantolku merasakan betapa nikmatnya kesemek
Icha, aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, Icha pun meresponnya dengan
baik, Icha juga membalas gerakan pinggulku dengan sangat liar, melihat itu,
Vani menghampiri Icha dan langsung mencium Icha dengan sangat liar, wow! Ini
semua sangat hebat, sangat luar biasa rasanya 3 anak SMA ******* dengan liar
begini!
"*******, enak banget nih... Akkkhhhhh........" Desah Icha yang
bergoyang liar di atas tubuhku, tak lama kemudian, Icha ambruk ke tubuhku, Icha
mengalami orgasme. Icha lalu bangkit dan pindah ke samping kami bertiga, Icha
terlihat lemas dan ia tertidur.
Vani meraih jalantolku dan menghisapnya, sementara Chintya masih bertahan
dengan hisapanku di kesemeknya, aku masih dalam posisi berbaring di ranjang.
"Vaniii... Aku mau ngerasain ****** si Ramon... Pengen banget nih...
Akkkkhhhh...."
"Ya udah, sini dong"
"Entar, kamu nungging aja, Chin, biar doggie" suruhku
Chintya lalu menungging, aku sempat meremas-remas pantat dan kesemeknya, lalu
aku mencoba memasukkan jalantolku ke dalam kesemeknya.

"Aaakkkkhhh.... Aaaahhhh...." Itulah yang keluar dari mulutnya saat
jalantolku masuk seluruhnya ke dalam kesemek Chintya
"Aaahhh... Enak banget kesemek kamu, Chin, aku suka banget...
Oooohhh...."
"Kencengin, Mon, Kerasin... jalantolmu enak banget, kenceng beibh....
Ooooooooohhhhhhh.........."
Setelah 7 menit bertahan dalam posisi ini, kurasakan seperti ada yang mau
keluar dari dalam penisku, akhirnya aku ngecrot di dalam kesemeknya sambil
mengangkat tubuh Chintya dan mencium bibirnya dari samping.
"Oooohhh.... Enak banget beibh... Aku keluar juga nih... Oooohhh....
Aaaahhhh...."
Tubuh kami berdua pun ambruk, dan jalantolku masih berada di dalam kesemeknya,
kami tergeletak dalam posisi menyamping. Aku mulai bangkit, kulihat banyak
sekali spermaku di kesemek Chintya yang meluber keluar kesemeknya.
"Enak banget beibh... ****** kamu keras banget... Aku suka banget..."
katanya, ia pun terbaring lemas, menaruh kepalanya di atas tubuh Icha
Kulihat Vani mengangkangkan pahanya, dan memasukkan 2 jarinya ke dalam kesemeknya.
Aku beristirahat sejenak, jalantolku masih lemas dari orgasme tadi. 10 menit
aku beristirahat sambil kupejamkan mataku. Kulihat Vani sedang mengocok-ngocok
kesemeknya dengan jarinya, aku langsung menghampirinya, dan mencumbuinya, aku
mulai dari bibir, leher, lalu aku menyusu di dadanya, dadanya sangat besar,
berukuran sekitar 36B, karena tubuhnya termasuk besar. Lalu aku menjilati
kesemeknya, dan mengocok-ngocok kesemeknya dengan jariku, Vani mengalami
orgasmenya.
"Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhh................ Ennnnaaakkkkkk......."
Kudiamkan jariku di dalam kesemeknya sesaat, lalu kukeluarkan.
"Kamu mau *******, sayang?" tanyaku
"Mau banget, sayang, ayo dong, cepetan...! Masukin...!"
Kini aku berada di antara kedua pahanya, mengangkat kedua kakinya ke atas
bahuku, lalu mencoba memasukkan jalantolku ke dalam kesemeknya yang sudah basah
dan merekah merah.
Masuklah jalantolku ke dalam kesemeknya.
"Oooohhh... Aaaahhhh... Eeennnaaakkkk..." Erangnya saat aku
menggoyang jalantolku
Semakin cepat aku menggoyang jalantolku. Kali ini rasanya jalantolku lebih
tahan dari pada tadi, mungkin karena sudah dikeluarin sekali pikirku, lama
dalam posisi seperti ini, aku meminta Vani untuk tidur menyamping, tanpa
mengeluarkan jalantolku dari dalam kesemeknya, aku memutar posisinya miring ke
kiri, dengan posisi ini aku masih menggoyang pinggulku dengan kencang. Tanganku
dalam posisi meremas-remas pantat dan dadanya yang merah bekas cupang,
pantatnya merah karena kutampar-tampar.
Kulihat Icha dan Chintya mulai bangun, mereka tiduran sambil menonton permainan
aku dan Vani.
Sambil aku ******* dengan Vani, Icha menghampiriku dan menciumiku, sepertinya
dia mau lagi, semakin kencang aku menggoyangkan pinggulku, lalu kuberhenti
sebentar, aku memutar tubuh Vani ke posisi doggie, karena aku suka sekali
posisi ini, dalam posisi ini aku meremas-remas dada Vani, semakin Vani mendesah
dan berteriak, sementara sambil menggoyang aku berciuman dengan Icha, semakin
kukencangkan goyanganku dan akhirnya Vani mengalami orgasmenya.
Langsung kulepas jalantolku dari kesemek Vani, aku langsung bergerak menuju
Icha yang sudah telentang membuka pahanya, aku memasukkan jalantolku ke dalam
vaginanya.
Aku menggoyang tubuh Icha sambil menindihnya, kami berciuman, kami berdua
bertahan lama dalam posisi ini.
"Mon... Mau keluar nih aku... Aaaahhh.... Enak banget..."
"Aku juga kak..."
Wajah Chintya dan Vani berada di atas perut dan dada Icha, seperti menungguku
untuk orgasme.
Akhirnya aku cabut jalantolku keluar kesemeknya, dan keluarlah cipratan orgasme
Icha, sangat deras. Lalu aku menembakkan spermaku ke wajah Chintya dan Vani,
Chintya langsung menghisap jalantolku sampai lemas.
Akhirnya kami bertiga tergeletak lemas di atas ranjang, di depanku ada Icha, di
kiriku ada Chintya, dan di dadaku terbaring tubuh Vani.
"Thanx banget, Mon. Aku suka banget ****** kamu, lain kali kita bisa main
lagi kan?" kata Icha
"Iya, Mon. Kita suka banget ****** kamu, walaupun ga terlalu gede, tapi
kamu bisa main lama" puji Vani
"Kapan bisa main lagi, Mon?" tanya Chintya
"Kapan aja aku bisa kok main sama kalian, kalo mau juga di mana aja aku
lakuin, di sekolahan juga jadi!"
"Bener nih? Gimana kalo besok kita main lagi di sekolahan?" kata Icha
"Ah gila ah... Aku ga mau" tolak Chintya
"Boleh... Asalkan pas udah sepi..."
"Ga enak dong kalo sepi, ga seru..." Kata Icha lagi
"Ah, aku tetep ga mau..." Kata Chintya, Chintya mulai memejamkan
matanya dan sepertinya dia kelelahan dan tidur.
"Terserah kalian semualah... Yang penting kalo lagi pengen, hubungi aja
aku... Hahaha..."
Itulah kisahku bersama 3 gadis hot sekolahku, lain kali akan kuceritakan
pengalamanku lagi...
• TAMAT •
by tuanmuda